Kamis, 05 Februari 2015

Kearifan Lokal (Local Wisdom) Desa Girirejo

Saparan/merti dusun
Syukuran bersih desa untuk mensyukuri hasil bumi yang diadakan setiap bulan Sapar. Setiap bulan Sapar penanggalan Jawa, warga melaksanakan tradisi merti dusun yang dilaksanakan mengirab Gunungan Jongko dan kenduri bersama-sama dengan membawa ingkung ayam untuk memohon doa kepada Tuhan YME untuk dikabulkan segala permintaan. Syukuran ini mengundang sanak saudara untung datang meramaikan acara tersebut. Disetiap dusun mengadakan Saparan. Untuk Dusun Mantranwetan, Dusun Mantrankulon, dan Dusun Mangli diadakan pada hari Rabu Pahing. Dusun Sawit dan Dusun Srigading diadakan pada hari Selasa Pahing. Dusun Pendem diadakan pada Rabu Pon. Dusun Gondanganwetan diadakan pada hari Jumat Kliwon. Dusun Gondangankulon diadakan pada har Minggu Kliwon/Senin Kliwon serta dan Dusun Dempel diadakan pada Senin Kliwon.
Kenduri : Perjamuan makan seperti tumpeng untuk memperingati peristiwa meminta berkah yang bertujuan untuk meminta kelancaran atas segala sesuatu yang dihajatkan dari sang penyelenggara yang mengundang orang-orang sekitar untuk datang ke acara tersebut.

Nyadran
·        Nyadran Kali
Mengadakan kenduri di kali
·        Nyadran Leluhur
Mengadakan kenduri setelah tahlil yang dilakukan pada bulan Rajab dan Ruwah. Biasanya dilakukan pada Jumat Pahing/Jumat Pon di setiap dusun.

Mitoni
Mitoni diadakan untuk para ibu yang mengandung. Kegiatan ini meliputi syukuran meminta keselamatan untuk calon bayi. Mitoni dilaksanakan pada akhir bulan ke tujuh dari usia kandungan bayi di rumah masing-masing pada Sabtu Wage.
Setelah melahirkan, sang keluarga langsung melakukan syukuran agar anak diberkahi. Syukuran ini biasa disebut Brokohan. Setelah melakukan brokohan, kemudian keluarga memberi nama untuk sang bayi. Setelah itu melakukan Puputan atau Bersihan. Puputan yaitu syukuran setelah lepasnya tali pusar sang bayi.


Gompaan
Potong rambut bajang. Bajang seperti rambut yang keriting atau rambut gimbal. Kegiatan ini tergantung dari niat orang tua untuk memotongnya.
Adapun mitos dan larangan yang ada di Desa Girirejo, yaitu :
1.      Beberapa warga desa masih mempercayai orang-orang yang mengalami kesurupan disebabkan oleh hal-hal yang berbau gaib.
2.      Ketika bayi lahir, tidak ada yang boleh masuk ke rumah pemilik bayi ketika magrib. Sang bayi harus tetap ada di kamar.
3.      Untuk pengantin, pengantin tidak boleh pergi jauh lima hari sebelum hari Pernikahan.

Pernikahan
1.      Ngunggah Beras : Syukuran berkah agar selamat bagi yang memasak dan yang dimasak.
2.      Ngedun Beras : Memulai memasak untuk selamatan pada hari pernikahan.
3.      Sajen Turon : Sesaji yang ditaruh di kamar pengantin selama lima hari setelah pernikahan. Setelah lima hari, Sajen Turon dibersihkan dan mengadakan selamatan Masari.
4.      Masari : Syukuran sesudah lima hari dari Hari Pernikahan
5.      Midang : Pada hari kelima, pengantin pergi ke Pasar.

Kesenian
Setiap bulan Sapar, warga melakukan acara kesenian. Acara tersebut antara lain :
·        Jajan Kepang Papat
Dimainkan oleh 4 orang dipentaskan pada bulan Sapar dan bulan Syawal. Bulan Syawal bertepatan dengan hari raya Idul Fitri atau bisa dilaksanakan juga pada rabu pahing. Pemain dari jajan kepang papat harus merupakan satu keturunan. Jumlah kelompok dari jajan kepang papat harus 21 orang. Jajan Kepang papat dipentaskan paling pertama dari acara lainnya. Jajan Kepang Papat juga dilakukan jika seseorang mempunyai Nadzar, Jika jajan kepang papat tidak dilakukan oleh pembuat nadzar, warga percaya bahwa akan ada bahaya yang akan datang seperti penyakit, musibah, dan lain-lain.
·        Pentas Wayang Kulit

Setiap dusun mengadakan pentas wayang kulit kecuali Dusun Mantranwetan, Dusun Mantrankulon, Dusun Sigading, dan Dusun Mangli tidak melakukan pentas wayang kulit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar