Saparan/merti dusun
Syukuran
bersih desa untuk mensyukuri hasil bumi yang diadakan setiap bulan Sapar. Setiap
bulan Sapar penanggalan Jawa, warga melaksanakan tradisi merti dusun yang
dilaksanakan mengirab Gunungan Jongko dan kenduri bersama-sama dengan membawa
ingkung ayam untuk memohon doa kepada Tuhan YME untuk dikabulkan segala
permintaan. Syukuran ini mengundang sanak saudara untung datang meramaikan
acara tersebut. Disetiap dusun mengadakan Saparan. Untuk Dusun Mantranwetan,
Dusun Mantrankulon, dan Dusun Mangli diadakan pada hari Rabu Pahing. Dusun
Sawit dan Dusun Srigading diadakan pada hari Selasa Pahing. Dusun Pendem
diadakan pada Rabu Pon. Dusun Gondanganwetan diadakan pada hari Jumat Kliwon. Dusun
Gondangankulon diadakan pada har Minggu Kliwon/Senin Kliwon serta dan Dusun
Dempel diadakan pada Senin Kliwon.
Kenduri
: Perjamuan makan seperti tumpeng untuk memperingati peristiwa meminta berkah
yang bertujuan untuk meminta kelancaran atas segala sesuatu yang dihajatkan
dari sang penyelenggara yang mengundang orang-orang sekitar untuk datang ke
acara tersebut.
Nyadran
·
Nyadran Kali
Mengadakan
kenduri di kali
·
Nyadran Leluhur
Mengadakan
kenduri setelah tahlil yang dilakukan pada bulan Rajab dan Ruwah. Biasanya
dilakukan pada Jumat Pahing/Jumat Pon di setiap dusun.
Mitoni
Mitoni
diadakan untuk para ibu yang mengandung. Kegiatan ini meliputi syukuran meminta
keselamatan untuk calon bayi. Mitoni dilaksanakan pada akhir bulan ke tujuh
dari usia kandungan bayi di rumah masing-masing pada Sabtu Wage.
Setelah
melahirkan, sang keluarga langsung melakukan syukuran agar anak diberkahi.
Syukuran ini biasa disebut Brokohan. Setelah melakukan brokohan, kemudian keluarga
memberi nama untuk sang bayi. Setelah itu melakukan Puputan atau Bersihan.
Puputan yaitu syukuran setelah lepasnya tali pusar sang bayi.
Gompaan
Potong
rambut bajang. Bajang seperti rambut yang keriting atau rambut gimbal. Kegiatan
ini tergantung dari niat orang tua untuk memotongnya.
Adapun
mitos dan larangan yang ada di Desa Girirejo, yaitu :
1.
Beberapa warga desa masih
mempercayai orang-orang yang mengalami kesurupan disebabkan oleh hal-hal yang
berbau gaib.
2.
Ketika bayi lahir, tidak ada
yang boleh masuk ke rumah pemilik bayi ketika magrib. Sang bayi harus tetap ada
di kamar.
3.
Untuk pengantin, pengantin tidak
boleh pergi jauh lima hari sebelum hari Pernikahan.
Pernikahan
1.
Ngunggah Beras : Syukuran
berkah agar selamat bagi yang memasak dan yang dimasak.
2.
Ngedun Beras : Memulai memasak
untuk selamatan pada hari pernikahan.
3.
Sajen Turon : Sesaji yang
ditaruh di kamar pengantin selama lima hari setelah pernikahan. Setelah lima
hari, Sajen Turon dibersihkan dan mengadakan selamatan Masari.
4.
Masari : Syukuran sesudah lima
hari dari Hari Pernikahan
5.
Midang : Pada hari kelima,
pengantin pergi ke Pasar.
Kesenian
Setiap
bulan Sapar, warga melakukan acara kesenian. Acara tersebut antara lain :
·
Jajan Kepang Papat
Dimainkan
oleh 4 orang dipentaskan pada bulan Sapar dan bulan Syawal. Bulan Syawal
bertepatan dengan hari raya Idul Fitri atau bisa dilaksanakan juga pada rabu
pahing. Pemain dari jajan kepang papat harus merupakan satu keturunan. Jumlah
kelompok dari jajan kepang papat harus 21 orang. Jajan Kepang papat dipentaskan
paling pertama dari acara lainnya. Jajan Kepang Papat juga dilakukan jika
seseorang mempunyai Nadzar, Jika jajan kepang papat tidak dilakukan oleh
pembuat nadzar, warga percaya bahwa akan ada bahaya yang akan datang seperti
penyakit, musibah, dan lain-lain.
·
Pentas Wayang Kulit
Setiap
dusun mengadakan pentas wayang kulit kecuali Dusun Mantranwetan, Dusun
Mantrankulon, Dusun Sigading, dan Dusun Mangli tidak melakukan pentas wayang
kulit.